Review Pendapatan dan Pengeluaran BPDP-KS Januari – Juni 2021

Pendapatan dan pengeluaran BPDP-KS dipengaruhi oleh beberapa faktor atau variabel yaitu berdasarkan harga CPO, harga minyak, volume ekspor, dan volume penyerapan FAME. Mengikuti peningkatan harga CPO mencapai
level tertinggi sepanjang masa pada Q2 kemarin dan fluktuasi harga minyak, maka hasil review pendapatan dan pengeluaran BPDP-KS pada paruh pertama tahun 2021.

Rekap Pendapatan BPDP-KS Pada Q1-Q2 2021

• Target pungutan ekspor Komrah tahun 2021
adalah Rp 52,8 triliun, sedangkan dari Januari
hingga Juni, total pemasukan dana BPDP-KS
adalah Rp 40,4 triliun, mencapai 76% dari target.
• Pungutan pada paruh pertama tahun ini juga
5,5 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan pungutan paruh pertama tahun lalu yang hanya
berjumlah Rp 7,3 Triliun.

• Tingginya hasil pungutan ekspor BPDP-KS
adalah indikasi bahwa pendapatan BPDP-KS
telah melebihi ekspektasi. Ini merupakan hasil
dari penerapan pungutan ekspor progresif pada
Desember kemarin.

• Pendapatan BPDP-KS dihitung melalui tarif
pungutan ekspor yang ditentukan oleh harga
patokan ekspor CPO bulanan dan dikali dengan
volume ekspor kelapa sawit dan produk
turunannya.

• Setelah penerapan tarif pungutan ekspor progresif
pada bulan Desember 2020, harga CPO yang tinggi melebihi USD 1.000/ton membuatnya
dikenakan tarif sebesar USD 255/ton.

• Tarif sebesar USD 255/ton mencakup sekitar
20-25% harga jual CPO, porsi yang sangat besar
dibandingkan pungutan sebelumnya sebesar
USD 55/ton yang hanya mencakup 7-10% harga
CPO pada tahun 2020.

• Pengeluaran BPDP-KS adalah hasil perkalian dari
realisasi volume FAME dan besaran insentif yang
harus dibayarkan BPDP-KS untuk membiayai
program B30.

• Konsumsi biodiesel Indonesia pada paruh
pertama 2021 tercatat di 4,3 juta kl yang
mencakup 46.7% dari target penyerapan 9,2 Juta
kl pada tahun 2021 ini. Meskipun sejak awal Juli
pemerintah telah menetapkan peraturan PPKM,
namun pemerintah tetap optimis bahwa target
penyerapan akan tercapai.

• Insentif BPDP-KS pada paruh pertama memiliki
rata-rata Rp 5,210/liter, lebih tinggi 18,7%
dibandingkan rata-rata paruh pertama tahun lalu
sebesar Rp 4,389/liter.

Surplus dana BPDP-KS pada Januari-Juni 2021 adalah sebesar Rp 18,2 triliun. Tingginya surplus ini merupakan salah satu katalis yang mendorong perubahan kebijakan tarif pungutan ekspor pada tanggal 2 Juli kemarin.

Leave a Reply

Your email address will not be published.