Harga minyak kedelai memasuki tren menurun pada kuartal ketiga 2021 ini dengan adanya ketidakpastian atas penggunaan minyak kedelai sebagai bahan baku biodiesel terutama di AS dan lemahnya pembelian dari Tiongkok.
Namun, adanya krisis energi global yang menutup pabrik pemroses kedelai dapat memberi dorongan pada harga dalam jangka pendek.

Penyebab Penurunan Harga di Kuartal Ketiga 2021
Melemahnya Pembelian dari Tiongkok.
Stok kedelai Tiongkok berada di level tertinggi sepanjang masa di 8,5 juta ton pada bulan
Agustus. Hal ini akan mengurangi pembelian kedelai Tiongkok selama beberapa bulan
kedepan.
Melemahnya Wacana Pencampuran Minyak Kedelai dalam Biodiesel
Harga tertekan akibat keputusan Argentina dan Brazil untuk mengurangi persyaratan
pencampuran biodiesel. Argentina telah memotong tingkat pencampuran biodiesel dari 10%
ke 5%. Sedangkan Brazil mengurangi tingkat pencampuran BBN dari 13% ke 10%.
Pada bulan September USDA memperkirakan 5 juta ton minyak kedelai akan digunakan
untuk produksi BBN pada 2021/22, turun dari perkiraan Agustus sebesar 5,2 juta ton.
Selisih BOPO Menurun, namun Masih di Level Tinggi
Karena harga minyak kedelai yang menurun serta
harga CPO stabil di kisaran harga tinggi, selisih BOPO
menyempit menjadi USD 336/ton atau 30% di atas
harga CPO.
Namun, selisih saat ini masih tinggi jika dibandingkan
dengan tahun 2020 lalu ketika harga minyak kedelai
hanya 5% di atas harga CPO dan selama 5 tahun
terakhir harga minyak kedelai rata-rata 20% di atas
harga CPO.
Dalam jangka pendek turunnya selisih baru-baru ini
merupakan sentimen negatif untuk harga CPO yang
pergerakannya dipengaruhi harga minyak kedelai.
Outlook Minyak Kedelai
Prospek minyak kedelai ke depan tergantung
tiga faktor yang menentukan pergerakan
permintaan dan pasokan pasar:
Penggunaan sebagai Bahan Baku Biodiesel
Penggunaan minyak kedelai dalam biodiesel
akan lebih rendah dari ekspektasi mengingat
USDA telah menurunkan proyeksi penggunaan
minyak kedelai dalam BBN untuk tahun 2021-
2022.
Administrasi Biden juga didorong oleh
berbagai tekanan baik dari pihak kilang minyak
mentah yang menolak pencampuran biodiesel
karena harga yang tinggi, maupun pengguna
minyak kedelai sebagai bahan pangan. Karena
jika alokasi minyak kedelai untuk biodiesel
naik, maka harga minyak kedelai akan makin
meningkat, merugikan berbagai pihak.
Krisis Energi Menghambat Pasokan Minyak
Kedelai
Adanya krisis energi memaksa pabrik
penghancur kedelai di Tiongkok tutup sehingga
menghambat produksi minyak kedelai.
Penutupan pabrik penghancur di Tiongkok
dapat menyebabkan hilangnya 160.000 hingga
180.000 ton minyak kedelai pada periode
September-Oktober, meningkatkan harga
dalam jangka pendek.
Cuaca dan Hasil Panen
Bila cuaca pada area penanaman Brazil & AS
tidak terdampak La Nina yang parah, produksi
minyak kedelai tahun ini akan menghasilkan
sekitar 61,9 juta ton, rekor produksi tertinggi.
Hal ini akan memberi tekanan pada harga.