Pada Kuartal Ketiga 2021 India merupakan salah satu katalis utama penggerak harga minyak nabati, terutama sawit. Pada halaman ini kami membahas proyeksi permintaan, serta dampak dari berbagai kebijakan importir sawit
terbesar dunia.
India
India Mengumumkan Inisiatif Minyak Sawit Nasional
Pada bulan Agustus ini India mempresentasikan kebijakan yang berupaya meningkatkan
kemandirian dalam produksi minyak nabati, dengan penekanan khusus pada minyak sawit. Skema
yang disebut National Edible Oil Mission-Oil Palm (NMEO-OP) tersebut memberikan peningkatan
akses ke benih dan teknologi berkualitas, dengan total investasi sebesar USD 1,48 miliar.
Skema tersebut diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan membantu petani
mendapatkan keuntungan dari permintaan domestik dan harga yang tinggi.
Pangsa Pasar Impor Minyak Nabati India

Pengurangan Bea Impor Minyak Nabati
Pada Kuartal Ketiga 2021 ini India telah mengurangi
bea masuk untuk minyak nabati sebanyak 2 kali.
Dengan pemotongan pertama yang berlaku pada
awal Juli hanya berlaku untuk produk sawit, diikuti
dengan pemotongan yang sama untuk semua
minyak nabati pada akhir Agustus.
Pemotongan kedua diterapkan pada September
11, kali ini dengan pemotongan pajak impor untuk
minyak sawit, minyak kedelai dan minyak bunga
matahari tetapi tetap mempertahankan bea masuk
untuk minyak rapeseed mentah sebesar 38,5%.
Pemotongan kedua diterapkan pada September
11, kali ini dengan pemotongan pajak impor untuk
minyak sawit, minyak kedelai dan minyak bunga
matahari tetapi tetap mempertahankan bea masuk
untuk minyak rapeseed mentah sebesar 38,5%.
Menariknya, UE dan Tiongkok masing-masing hanya
menggunakan 46% dan 58% minyak sawit mereka
dalam produksi terkait makanan, namun di India,
94% minyak sawitnya digunakan dalam produk
makanan, terutama untuk keperluan memasak.
Hal ini membuat minyak sawit sangat penting bagi
ekonomi minyak nabati India. Dan bila program ini
berhasil akan mengurangi permintaan dan impor
sawit dari India.

Kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi harga
minyak nabati domestik ini berhasil meningkatkan
permintaan dan juga menjadi pendorong harga
minyak nabati, terutama minyak sawit.
Volume Impor Minyak Sawit, Impor Minyak Kedelai, dan Impor Minyak Rapeseed India
Dalam ribu ton

Permintaan Minyak Nabati India Diproyeksi Tetap
Kuat Meski Harga Tinggi
Rally harga minyak nabati pada tahun 2021 ini
sempat mengkhawatirkan India, importir minyak
nabati terbesar dunia dan juga pasar yang sangat
sensitif terhadap harga. Namun Pemerintah
India sangat responsif terhadap naiknya harga
minyak nabati dan telah mengimplementasikan
pemotongan bea impor untuk menahan kenaikan
harga domestik.
Pada bulan Agustus kemarin, impor minyak sawit
India melonjak 84% mom menjadi 850.000 ton,
naik dari 465.600 ton, menandai impor bulanan
minyak sawit terbesar di tahun 2020/21. Kuatnya
permintaan dari India ini diperkirakan akan berlanjut
pada kuartal keempat dan menuju tahun 2022.
Impor minyak sawit India periode 2021/22
diperkirakan akan meningkat cukup signifikan,
sebesar 11% menjadi 8,3 juta ton. Proyeksi
peningkatan impor terbesar ada pada minyak bunga
matahari yang diperkirakan meningkat 15% menjadi
2,7 juta ton. Sementara impor minyak kedelai hanya
diperkirakan naik 1% ke 3,6 juta ton.