Arifin Tasrif

Penelitian dan pengembangan
harus terus dilakukan untuk
dapat menghasilkan produk B100
dan penggunaan bioavtur dapat
diterapkan kepada semua maskapai
Indonesa maupun mancanegara

Penelitian dan pengembangan
harus terus dilakukan untuk
dapat menghasilkan produk B100
dan penggunaan bioavtur dapat
diterapkan kepada semua maskapai
Indonesa maupun mancanegara

Pada 6 September 2021 telah dilakukan pengujian
Bioavtur J2.4 menggunakan pesawat CN 235
Flying Test Bed. Agenda yang dilakukan pada hari itu
adalah proses refueling Bioavtur J2.4 di lapangan
terbang dan kemudian dilanjutkan dengan ground
test pesawat CN-235 FTB. Uji coba pesawat ini
dilakukan untuk melakukan penerbangan dari
bandara Husein Sastranegara, Bandung menuju
bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Dalam acara uji coba ini turut dihadiri Tenaga Ahli
Menteri ESDM Bidang Tata Kelola Hilirisasi ESDM
Kementerian ESDM, Direktur Bioenergi EBTKE,
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia, Direktur
Penyaluran Dana BPDPKS, Direktur CARE ITB,
perwakilan dari Pusat Penelitian dan Pengembangan
Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS”, Pusat Kelaikan
Kementerian Pertahanan, Direktorat Kelaikudaraan
dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian
Perhubungan, PT. Pertamina Group, Angkasa Pura
II, PT. GMF AeroAsia, dan Peneliti dari LPIK ITB.

Penelitian bioavtur ini telah dilakukan selama 10
tahun dan banyak dihadapkan dengan berbagai
tantangan. Pada tahun 2019-2021, BPDPKS
melalui Kegiatan Penelitian dan Pengembangan
yang diketuai oleh Prof. Subagjo, memberikan
dukungan pendanaan untuk rangkaian kegiatan Uji
Terbang Bioavtur.

Pada acara seremoni keberhasilan uji terbang
pesawat CN 235 FTB Menteri ESDM, Arifin
Tasrif menyampaikan bahwa penelitian dan
pengembangan harus terus dilakukan untuk dapat
menghasilkan produk B100 dan penggunaan
bioavtur dapat diterapkan kepada semua maskapai
Indonesa maupun mancanegara. Diperlukan adanya
roadmap untuk proses komersialisasi bahan bakar
yang berbasis nabati ini.