Dengan adanya program pendanaan riset untuk kampus dan lembaga penelitian, telah dihasilkan beberapa
penelitian yang siap untuk dihilirisasi. Penelitian-penelitian ini memanfaatkan komoditas sawit untuk
berbagai produk turunan yang bermanfaat untuk mengurangi produk-produk impor.
Pengembangan Minyak Nabati (IVO)
Pabrik minyak nabati industrial berhasil dibangun
yang berlokasi di Kabupaten Musi Banyuasin,
Sumatra Selatan. Pabrik ini memanfaatkan
buah kelapa sawit yang diproduksi dari program
peremajaan kelapa sawit yang ditargetkan mencapai
40.000 ha di tahun 2023. Pabrik IVO ini mampu
memproduksi 300 liter per hari. Pemanfaatan kebun
swadaya ini diharapkan mampu menghasilkan
minyak nabati industri.
Pengembangan Bahan Baku Industri
Mengoptimalkan limbah kelapa sawit yang banyak
mengandung gula dan pati untuk diolah menjadi
bahan baku industri serta tepung biomassa untuk
energi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi diversifikasi produk sawit terutama produk
limbah atau sisa untuk menghasilkan sumber bahan
baku yang bermanfaat untuk industri.
Pengembangan Industri Surfaktan
Pabrik mini plant untuk produksi Surfaktan Metil
Ester Sulfonat memiliki kapasitas 600 kilo liter
per tahun. Pabrik ini dibangun dengan Kerjasama
antara SBRC LPPM IPB dengan PT. Petrokimia
Gresik. Green surfactant diproduksi dari minyak
sawit untuk proses Enhanched Oil Recovery (EOR)
guna meningkatkan produksi migas.
Pengembangan Industri Biokomposit
Bahan baku yang digunakan adalah tandan
kosong sawit yang dimanfaatkan sebagai material
filter biokomposit. Produk hasil olahan limbah
ini merupakan produk biokomposit yang ramah
lingkungan, memiliki kualitas yang lebih baik
sehingga lebih aman digunakan apabila dijadikan
bahan untuk membuat helm atau bahan anti peluru.
Produk ini telah memiliki SNI, sehingga siap untuk
produksi komersil.
Key point Researcher

Prof. Dr. Ir. Subagjo
Guru Besar Program Studi
Teknik Kimia, Institut
Teknologi Bandung
Kami mengusulkan agar dapat
menggunakan diesel biohydrocarbon.
Misalkan B30-D10 (FAME 30%, diesel
biohydrocarbon 10%, dan solar fossil
60%), dalam hal ini produk renewable
energy telah berperan 40%
Dr. Ir. I.G.B. Ngurah
Makertihartha
Dosen Program Studi Teknik
Kimia, Institut Teknologi Bandung
Pemerintah perlu memperhatikan
persiapan aspek legal untuk implementasi
secara komersial hilirisasi hasil riset ini,
karena pengembangan teknologi harus
sejalan dengan regulasi