Supercycle Komoditas – Harga Minyak Nabati Capai Rekor di Tahun 2021

Kombinasi Pulihnya Demand Global dan Supply yang Mengetat Mendorong Harga Empat Minyak Nabati Utama Mencapai Rekor Tertingginya Masing-Masing pada Tahun 2021

Harga empat minyak nabati utama rally pada tahun 2021 mencapai titik tertinggi sepanjang masa untuk masing-masing komoditas. Rally ini terus berlangsung meskipun dua varian Covid baru, Delta dan Omicron melanda dunia, menyebabkan tersendatnya harga. Kuatnya harga di tahun 2021 dapat diatributkan ke tiga faktor utama yaitu faktor supply yang ketat, demand yang memulih dibandingkan tahun 2020, serta dorongan dari transisi energi yang meningkatkan daya tarik minyak nabati sebagai bahan baku biofuel.

Faktor Penyebab Rekor Tertinggi Harga Minyak
Nabati : Supply yang Ketat

Faktor pertama penyebab rekor harga di tahun
2021 adalah ketatnya supply empat minyak nabati
utama. Dimulai dari kekeringan wilayah Ukraina
yang mendorong harga minyak Sunflower di awal
tahun 2021, panen kedelai yang terlambat di
wilayah Brazil dan Argentina, kurangnya tenaga
kerja Malaysia dan banjir di area penanaman, serta
kekeringan di Kanada yang mendorong produksi
rapeseed ke titik rendah 14 tahun.

Produksi Minyak Nabati Stagnan di Tahun 2020/21, Tetapi Diproyeksi Meningkat 4% Pada 2021/22

Proyeksi minyak nabati global diperkirakan meningkat 7.25 juta ton untuk periode 2021/22. Ini adalah
peningkatan terbesar selama empat tahun terakhir mengikuti defisit produksi di tahun 2020/21.

Dengan kondisi supply global yang ketat dan
pandemi yang masih merajalela, demand minyak
nabati dari importir kedua terbesar dunia, China,
masih menguat. China mencetak rekor impor
minyak nabatinya di periode 2020/21 sebesar
13,26 juta ton, naik 5% dari periode sebelumnya.

Demand untuk minyak nabati di China meningkat
terutama disebabkan oleh pulihnya demand dari
sektor Hotel, Restoran, dan Katering (HoReCa).
Pemulihan China dari pandemi dan transisi dari
lockdown yang lebih cepat dibanding negara lainnya
juga memulihkan demand.