Outlook Pasar Minyak Nabati China dan Uni Eropa

Konsumsi China dan Eropa yang Sempat Terhambat Oleh Krisis Pasokan di Periode 2020/21 Diperkirakan akan Bertumbuh Seiring Naiknya Demand Biofuel

Kekurangan Minyak Rapeseed, China Beralih ke Minyak Sunflower

Impor minyak Rapeseed yang merupakan minyak nomor dua China berdasarkan konsumsi diperkirakan akan menurun pada tahun depan akibat lemahnya produksi Kanada. Ekspor minyak Rapeseed Kanada ke China telah menurun hampir 90% dan impor minyak Rapeseed China diperkirakan akan menurun 31% ke 1,64 juta ton di tahun 2022. Akibatnya, China diproyeksi akan menambah impor minyak Sunflower dari Rusia dan Ukraina (+33%) untuk memenuhi demand yang sebelumnya diisi minyak Rapeseed.

Sementara itu konsumsi minyak nabati China diprediksi akan meningkat, dengan minyak sawit yang
diprediksi meningkat 4% ke 7,12 juta ton, minyak kedelai meningkat 3% ke 18,28 juta ton, minyak Rapeseed yang stagnan, dan Sunflower yang mencatat peningkatan terbesar (+35%) sesuai dengan alasan diatas.

Konsumsi Minyak Nabati China Meningkat,
Mendukung Rencana Transisi Energi

Peningkatan konsumsi ini mendukung ketersediaan bahan baku biodiesel yaitu minyak jelantah (UCO) yang sedang naik daun seiring perlombaan transisi energi hijau. Sekitar 10 juta ton minyak jelantah diproduksi setiap tahun di China, di mana sekitar 10% diperoleh kembali setelah digunakan dan direkomodifikasi sebagai UCO.

Produsen HVO dan SAF China sedang berbondongbondong mengantri untuk ekspansi, meskipun tingkat pengoperasian terus tertinggal jauh di bawah kapasitas pada tahun 2021 dan demand atas minyak jelantah (UCO) akan terus meningkat melebihi Supply yang ada.

Produsen Minyak Rapeseed Terbesar Dunia Mencatat Penurunan Produksi

Produksi minyak Rapeseed diproyeksi menurun 5% (-504.000 ton) pada tahun 2021/22f, menambah derita ketatnya Supply minyak Rapeseed dunia. Namun kurangnya produksi minyak andalan Eropa tersebut tertutup dengan adanya peningkatan dari impor minyak sawit sebesar 10% (650.000 ton) dan juga produksi minyak Sunflower sebesar 11% (384.000 ton).

Konsumsi Minyak Nabati Eropa Stagnan,
Penggunaan Biofuel Kunci Masa Depan

Konsumsi minyak Rapeseed Eropa diperkirakan
turun 3%, sejalan dengan level produksinya di
periode 2021/22f mengikuti tahun produksi yang
buruk bagi para produsen Rapeseed global. Hal
tersebut menekan konsumsi secara keseluruhan
karena minyak Rapeseed masih mendominasi
pangsa pasar Eropa sebesar 34%, diikuti dengan
minyak sawit (26%), dan minyak Sunflower (19%).
Namun tren konsumsi minyak nabati Eropa
kedepannya akan meninggalkan minyak sawit
dengan adanya kebijakan RED II yang mulai
menghapus penggunaan sawit untuk biodiesel
sepenuhnya antara tahun 2021 dan 2030.

Karena mandat tersebut, negara-negara anggota UE tidak dapat lagi menghitung bahan bakar nabati berbasis minyak sawit terhadap kontribusi EBT dan target iklim mereka. UE adalah produsen biodiesel terbesar di dunia, dan pada tahun 2020 minyak sawit menyumbang 18% dari total bahan baku yang digunakan untuk membuat biodiesel setelah minyak Rapeseed (38%) dan minyak jelantah (23%).

Leave a Reply

Your email address will not be published.