Review Pungutan dan Pengeluaran BPDPKS Kuartal Empat 2021

Peningkatan Drastis pada Pungutan Ekspor dan Pengeluaran BPDPKS Di Tahun 2021 Berlanjut dengan Capaian Rekor Baru Masing-Masing Indikator

Penurunan Pungutan Ekspor Tidak Sebesar Penurunan Tarifnya

Perbedaan paling mencolok dari paruh pertama
dan kedua di tahun 2021 adalah tarif pungutan
ekspor yang diturunkan pada pertengahan tahun.
Penurunan tarif 31% untuk CPO (USD 175/ton dari
USD 255/ton) dan penurunan tarif 55% (USD 131/
ton dari USD 202,5/ton) untuk produk sawit yang
paling banyak diekspor, RBD Palm Olein.

Sedangkan pungutan ekspor pada paruh kedua
2021 diperkirakan berjumlah Rp 31,81 Triliun,
hanya menurun 20% dari pungutan ekspor paruh
pertama yang berjumlah Rp 40,35 Triliun.

Meskipun tarif pungutan ekspor menurun 31%
namun hasil pungutan ekspor hanya menurun 20%, hal ini menandakan tingginya demand internasional dan volume ekspor produk sawit Indonesia meskipun harga tengah berada di level tertinggi sepanjang masa.

Total pemasukan dana BPDPKS dari pungutan
ekspor sawit hingga akhir November adalah Rp
67,59 triliun, sudah 28% diatas target pungutan
ekspor yang ditetapkan Komite Pengarah untuk
tahun 2021 yang sebesar Rp 52,8 triliun.

Pungutan ekspor periode Jan-Nov tahun ini juga
telah meningkat 4,4 kali lipat jika dibandingkan
dengan jumlah pungutan ekspor periode pada
tahun 2020 lalu yang sebesar Rp 15,31 triliun.

Pengeluaran BPDPKS Tahun 2021 Capai Rp 49 Triliun

• Pengeluaran BPDPKS hingga bulan November
2021 adalah sebesar Rp 44,09 triliun, 18% lebih
tinggi dibandingkan pengeluaran dana periode
yang sama tahun lalu sebesar Rp 37,28 triliun.
Peningkatan ini disebabkan oleh naiknya kedua
indikator pengeluaran yaitu volume penyerapan
FAME dan insentif BPDPKS yang berasal dari
selisih harga FAME dan solar.

• Volume penyerapan FAME periode Jan-Nov
2021 tercatat sebesar 8,37 juta KL, 8% lebih
tinggi dibandingkan periode yang sama tahun
2020 yang sebesar 7,73 KL.

• Sementara rata-rata tarif insentif sepanjang
tahun 2021 meningkat 7% menjadi Rp 5.350/L
dari Rp 4.987/L, didukung oleh rekor harga
CPO pada tahun 2021

• Total dana yang digelontorkan BPDPKS untuk
program Biodiesel telah meningkat secara
substansial selama tiga tahun terakhir, dari Rp
7,4 triliun pada tahun 2019, Rp 28 triliun pada
tahun 2020 dan perkiraan total subsidi sebesar
Rp 49 triliun pada tahun 2021.

Target Penyerapan Biodiesel Ditingkatkan Menjadi
9,41 Juta KL

Pada akhir bulan November, Kementerian ESDM
menetapkan tambahan alokasi penyerapan
Biodiesel (FAME) sebesar 213.033 KL, menambah
total alokasi dari 9.200.000 KL menjadi 9.413.033
KL untuk memenuhi kebutuhan hingga akhir 2021.
Realisasi penyerapan B30 hingga bulan November
2021 mencapai 89% dari target alokasi baru.