BPDPKS Berhasil Mencatat Surplus Rp 23 Triliun Meskipun Dana Insentif Meningkat

BPDPKS Mencetak Rekor Surplus Sebesar Rp 23 Triliun pada Tahun 2021 Meskipun Rally Harga CPO Turut Melebarkan Kebutuhan Dana Insentif yang Harus Dibayarkan Oleh BPDPKS. Keberhasilan Ini Didukung oleh Tarif pungutan Ekspor Yang Sangat Tinggi Terutama pada H1 2021

Analisa Surplus / Defisit Q4 2021

Di tahun 2021 terdapat 4 bulan dimana BPDPKS
mengalami defisit yaitu Juni, September, November.
dan Desember. Sedangkan selama bulan Agustus
sampai dengan November terjadi tren bergantian
antara surplus dan defisit.

  1. Ketatnya supply minyak nabati saingan
    (penutupan pabrik crushing kedelai di China
    & produksi rapeseed mencapai level terendah sejak 2012)
  2. Penurunan pajak impor India untuk kali ketiga di tahun 2021. Pajak efektif CPO menurun dari 24,75% ke 8,25% dan produk turunan sawit dari 35,75% ke 19,25%.

Oktober

Volume ekspor sawit pada bulan Oktober meningkat
40% menurut data BPDPKS menjadi Rp 4,25 juta
ton. Peningkatan ini turut mendorong pungutan
ekspor sebesar 64% menjadi Rp 5,46 Triliun.
Naiknya ekspor di bulan Oktober ini disebabkan
oleh 2 faktor yang menambah demand sawit :

November

Harga CPO mencapai rata-rata tertinggi di bulan
November sebesar RM 5.332/ton ditopang oleh
adanya hujan deras dan banjir di area penanaman Indonesia dan Malaysia. Namun ditemukannya
virus varian Omicron menambah kekhawatiran
terhadap pemulihan demand global. Akibatnya,
terjadi penurunan 19% pada harga minyak mentah yang sering dianggap sebagai batas bawah harga CPO sepanjang bulan November.

Analisa Saldo BPDPKS 2021

• Sebagai dampak dari berkurangnya tarif
pungutan ekspor di paruh kedua 2021, surplus
bulanan BPDPKS turut menurun 62% dari Rp
2,98 triliun per bulan pada paruh pertama tahun
2021 menjadi hanya Rp 1,13 triliun per bulan di
paruh kedua 2021. Total surplus dana BPDPKS
diperkirakan mencapai Rp 22,95 Triliun pada
tahun 2021.
• Akibatnya, cadangan dana BPDPKS meningkat
Rp 17,86 triliun selama paruh pertama 2021 dan
diperkirakan meningkat hanya Rp 5,09 triliun
selama paruh kedua 2021.
• Meskipun adanya penurunan surplus di H2 2021,
saldo akhir BPDPKS tetap diperkirakan mencapai
rekor Rp 28,86 triliun untuk tahun 2021.

Outlook pandemi yang memburuk diperparah
turunnya harga minyak mentah pada bulan
November mengakibatkan pembeli sawit
menunggu harga yang sedang berada dalam rekor
untuk menurun, sehingga menekan volume ekspor
sawit mencapai level terendah di tahun 2021,
mengakibatkan defisit Rp 1,36 triliun.