Peluang Pengembangan Industri Berbasis Minyak Sawit Masih Terbuka Lebar. Pemerintah Memiliki Visi agar Industri Sawit Indonesia Dapat Menjadi Produsen Sawit Terbesar dan Mendorong Hilirisasi atau Pengembangan Produk Turunannya. Hal ini Dilakukan agar Kita Bisa Menjadi Penentu Harga bagi CPO Global

Keuntungan Hilirisasi industri Sawit
- Menggerakkan Kegiatan Ekonomi Produktif
melalui Industrialisasi hilir untuk mencapai
tujuan Subsitusi Impor dan Promosi Investasi
Industri Dalam Negeri. - Menyehatkan Neraca Perdagangan RI dan Memperkuat Nilai Tukar Rupiah melalui Kinerja Ekspor Produk Hilir Kelapa Sawit Bernilai Tambah Tinggi.
- Menjadi Pengerak pembangunan daerah sentra produsen Kelapa Sawit dan perekonomiannasional, khususnya wilayah 3T (Terluar,Tertinggal, Terdalam)
- Mengendalikan Emisi Gas Rumah Kaca melalui penggunaan Bahan Bakar Transportasi yang terbarukan (Renewable) – Ramah Lingkungan.
- Mencapai Kedaulatan Pangan dan Kedaulatan energi (melalui Penggunaan Bahan BakarNabati) yang bermuara pada Ketahanan Ekonomi Nasional
- Mendapatkan keuntungan dari operasional Industri Perkelapasawitan Hulu – Hilir yang Ramah Lingkungan dan Lestari Berkelanjutan
Tiga Jalur Hilirisasi Berbasis Minyak Sawit


Target dan Capaian Program Hilirisasi Industri Kelapa Sawit Nasional

Di akhir tahun 2007 jumlah/ ragam jenis produk hilir turunan kelapa sawit dan minyak sawit yang dihasilkan Indonesia hanya sekitar 54 jenis, dan kini di akhir tahun 2021 berkembang menjadi lebih dari 168 jenis.
Ragam (jenis) produk hilir berbasis kelapa sawit ditargetkan meningkat 19% menjadi 200 jenis pada tahun 2030
Program Hilirisasi Industri Capai Titik Tertinggi
Rasio Volume Ekspor Bahan Baku dan Ekspor Produk Hilir; Dalam %

Program Hilirisasi Industri telah mencapai target yang ditetapkan khususnya pada tahun 2021 (s/d Agustus). Volume ekspor produk hilir telah mencapai titik tertinggi, mencakup 91% dari total ekspor produk sawit, menyisakan hanya 9% dari total volume ekspor pada bahan baku. Hal ini menunjukkan kinerja industri pengolahan minyak sawit dalam negeri yang gemilang.
Dengan posisi Indonesia sebagai negara produsen Bahan Baku CPO/CPKO Terbesar di dunia, Pelaku Usaha harus menggeser paradigma yang semula Indonesia sebagai Cost Center (minimasi cost pada rantai supply) menjadi Profit Center (pusat keuntungan) melalui Investasi dan Operasionalisasi Industri Hilir Kelapa Sawit.