Bagaimana Invasi Rusia terhadap Ukraina Mempengaruhi Sektor Energi Global

Invasi Rusia ke Ukraina telah menciptakan gangguan besar terhadap pasar energi Eropa, yang masih sangat bergantung pada minyak dan gas Rusia. Pengakuan Rusia atas wilayah separatis Ukraina di Donetsk dan Luhansk telah membuat peluncuran jalur pipa Nord Stream 2 (NS2) ke Jerman ditunda, sementara Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengancam akan membatasi ekspor energi.

Eropa adalah Tujuan Ekspor Energi Utama Rusia

Pada tahun 2021, Rusia merupakan negara eksportir gas alam terbesar di dunia, negara eksportir minyak
mentah dan kondensat terbesar kedua setelah Arab Saudi, dan negara pengekspor batu bara terbesar ketiga setelah Indonesia dan Australia. Eropa menjadi tujuan ekspor utama gas alam dan minyak mentah Rusia.

Invasi Rusia ke Ukraina Mendisrupsi Suplai Energi Rusia dan Melonjakkan Harga Energi Global

Situasi Energi Rusia

Sebagai produsen minyak ketiga terbesar dan
produsen gas alam kedua terbesar dunia, Rusia
sangat bergantung pada sektor energi. Bahan
bakar fosil menyumbang 14% PDB negara
tersebut, sementara pendapatan dari sektor energi
membiayai 40% anggaran negara. Sebagian besar
produksi energi Rusia digunakan untuk memenuhi
permintaan Eropa, terutama gas alam yang dikirim
melalui jaringan pipa era Soviet yang melintasi
Ukraina dan negara-negara Eropa Timur lainnya.
Telah diupayakan regenerasi jaringan pipa yang
sudah tua antara lain melalui pengerjaan Nord
Stream 2, yang akhirnya dihentikan peluncurannya
oleh Jerman akibat invasi Rusia terhadap Ukraina.

Bagaimana NS2 Mempengaruhi Ketergantungan

NS2 adalah perluasan pipa Nord Stream asli, yang
selesai pada tahun 2011 dan mengirim gas alam
dari barat laut Rusia melalui Laut Baltik langsung
ke Jerman. NS2 disetujui oleh pemerintah Jerman
pada 2018 dan konstruksi selesai pada September 2021

Akan tetapi, peluncurannya menghadapi
penundaan regulasi dan pengawasan politik baru
di tengah meningkatnya ketegangan Barat dengan
Rusia, dan kini telah dihentikan Jerman setelah
Rusia menginvasi Ukraina. Dalam hal dampak NS2
terhadap ketergantungan Eropa, pipa tersebut
dikhawatirkan dapat memberi Rusia lebih banyak
kekuasaan atas negara-negara Eropa sehingga
berpotensi memperluas perpecahan politik, serta
dapat membuat negara-negara yang dapat menjadi
titik transit seperti Polandia dan Ukraina kehilangan
biaya transit tahunan hingga miliaran dolar.

Ketergantungan Eropa terhadap Energi Rusia

Rusia memasok sekitar sepertiga konsumsi gas
alam Eropa, yang digunakan untuk pemanas
di musim dingin dan pembangkit listrik serta
produksi industri. Uni Eropa juga mengandalkan
Rusia untuk lebih dari seperempat impor minyak
mentahnya, sumber energi tunggal terbesar di blok
tersebut. Negara-negara di Eropa memiliki tingkat
ketergantungan yang bervariasi: Portugal dan
Spanyol tidak terlalu tergantung, tetapi Jerman,
ekonomi terbesar Eropa, mengimpor lebih dari
setengah gas alamnya dan lebih dari 30 persen
minyak mentahnya dari Rusia. Rencana beberapa
negara untuk phase out nuklir dan batu bara dapat
meningkatkan ketergantungan ini.

Lantas, Bagaimana Selanjutnya?

AS dan Inggris menyatakan akan berhenti membeli minyak Rusia, yang mana menjadi bumerang bagi inflasi yang melonjak ke level tertinggi dalam beberapa tahun. Ditambah penundaan peluncuran NS2 dan ancaman pembatasan ekspor energi Presiden Rusia Vladimir Putin, memenuhi pasokan energi Eropa dan global tanpa Rusia memungkinkan, tetapi pasti akan menaikkan level harga secara keseluruhan dalam jangka panjang.