Proyeksi Ekspor 2022 dan Pengaruh Peningkatan Tarif Pungutan Ekspor Terhadap Pendapatan BPDPKS 2022

Pendapatan BPDPKS pada bulan Januari dan Februari sangat kecil karena terhambat oleh program DMO, namun karena dinaikkannya tarif pungutan ekspor sesuai PMK 23 /2022, proyeksi pendapatan BPDPKS turut meningkat mencapai Rp 88,31 di tahun 2022

Pada tanggal 17 Maret 2022, PMK 23 tahun 2022 yang mengganti skema besaran tarif pungutan ekspor maksimal untuk CPO dari USD 175/ton menjadi USD 375/ton mulai berlaku. Skema baru ini akan berdampak pada naiknya tarif dan besaran pungutan ekspor yang akan didapat oleh BPDPKS. Proyeksi harga patokan ekspor (HPE) CPO di atas menggunakan harga CPO futures Malaysia bulan Mei sampai Desember 2022. Berdasarkan proyeksi tersebut, tarif pungutan ekspor tertinggi akan menurun dari USD 375 saat ini menjadi USD 355 pada bulan Juni, USD 315/ton pada bulan Juli, dan menetap pada USD 295/ton di bulan Agustus s/d Desember 2022.

Proyeksi Produksi Sawit 2022

Terdapat beberapa asumsi yang digunakan untuk memproyeksi ekspor sawit Indonesia pada tahun 2022. GAPKI memproyeksi bahwa Produksi sawit Indonesia di tahun 2022 diperkirakan meningkat 5% yoy ke 53,87 juta ton menyusul cuaca yang membaik meskipun naiknya harga pupuk akan memberi kendala bagi para produsen.

Proyeksi Konsumsi dan Ekspor Sawit 2022

Dari sisi konsumsi, pulihnya Indonesia dari pandemi akan meningkatkan konsumsi untuk pangan sebesar 7% menjadi 9,6 juta ton meskipun konsumsi oleo diperkirakan stagnan. Sementara itu target penyaluran biodiesel tahun 2022 telah ditingkatkan menjadi 10,15 juta KL atau sekitar 8,9 juta ton. Hal ini membawa total konsumsi domestik menjadi 20,66 juta ton

Menggunakan dasar ekspor tahun 2021 oleh GAPKI yang sebesar 34,23 juta ton, maka kami perkirakan volume ekspor sawit Indonesia di tahun 2022 untuk meningkat 7% menjadi 36,63 juta ton karena 3 faktor utama yaitu:

  1. Perang Rusia – Ukraina telah menghambat produksi dan penanaman minyak sunflower, menyebabkan
    hilangnya perdagangan minyak sunflower di pasar global
  2. Kekeringan di eksportir terbesar minyak kedelai, Argentina dan juga Paraguay menekan supply minyak
    kedelai sehingga sulit menjadi buffer supply
  3. CPO masih merupakan minyak nabati dengan harga paling kompetitif, saat ini harganya paling murah
    dibandingkan minyak rapeseed, minyak kedelai, dan minyak sunflower

Proyeksi Pungutan Ekspor

Menggunakan asumsi volume ekspor tahun 2022 sebesar 36,63 juta ton per tahun atau 3,05 juta ton per
bulan dan porsi produk ekspor sama dengan tahun 2021, maka kami mendapat proyeksi pungutan ekspor sebagai berikut:

Total pendapatan BPDPKS dari pungutan ekspor pada tahun 2022 diperkirakan sebesar Rp 88,31 triliun,
rekor pungutan tertinggi baru dan 23% lebih tinggi dari total pungutan tahun 2021 yang berjumlah Rp
71,70 triliun.